1.Danau Gunung Tujuh
A. Selayang Pandang
Danau Gunung Tujuh terletak pada 
ketinggian 1.950 m dari permukan laut (dpl). Dengan ketinggian tersebut 
Danau Gunung Tujuh tercatat sebagai danau tertinggi di Asia Tenggara. 
Danau ini terbentuk karena letusan Gunung Tujuh pada ratusan tahun 
silam. Bekas letusan tersebut membentuk sebuah kawah yang lama-kelamaan 
penuh terisi oleh air hujan.
Air Danau Gunung Tujuh menjadi sumber 
mata air dari Air Terjun Gunung Tujuh, Air Terjun Telun Berasap, dan 
Sungai Batang Sangir. Air Terjun Gunung Tujuh dan Air Terjun Telun 
Berasap ini menjadi bagian lain dari wisata andalan yang terdapat 
Kabupaten Kerinci.
Menurut mitos yang berkembang di 
masyarakat, Danau Gunung Tujuh merupakan danau sekti (sakti). Mereka 
meyakini bahwa danau tersebut dijaga dan dihuni oleh dua makhluk halus 
menyerupai manusia yang dikawal oleh beberapa pasukan (pengikut) setia 
menyerupai harimau. Kedua makhluk tersebut oleh masyarakat diberi nama 
“Lbei Sakti” dan “Saleh Sri Menanti”.

 


 
   

 
   


 
                                                             
                                


 
      
      
      
      
   

 Tongkonan
 adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai 
perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan 
menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. 
Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan 
digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal 
dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi 
berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial 
Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang 
disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon 
palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung 
terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang 
merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.
Tongkonan
 adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai 
perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan 
menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. 
Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan 
digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal 
dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi 
berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial 
Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang 
disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon 
palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung 
terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang 
merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. 
      

 
  














