“In the sky, there is no
distinction of east and west; people create distinctions out of their
own minds and then believe them to be true.” – Buddha
Siapa sangka di kecamatan kecil bernama
Trowulan ini terdapat patung Buddha terbesar di Indonesia sehingga MURI
pun memasukkan patung ini ke dalam daftar rekornya. Bahkan, konon
katanya, patung Buddha tidur (reclining/sleeping Buddha) ini merupakan
yang terbesar ketiga di Asia. Benarkah?
Untuk membuktikan kebenarannya, sila
bandingkan dengan The Monywa Buddha di Myanmar, Wat Pho di Thailand,Â
Nanzoin di Jepang, Dambulla di Sri Lanka, Wat Chayamangkalaram
Malaysia,  Jade Buddha Temple China, reclining Buddha di Laos, dan
lain sebagainya, kira-kira lebih besar mana? Karena belum ada data yang
pasti, untuk sementara anggap aja hal itu benar adanya hahaha. By the way pernah dengar Trowulan belum?
Trowulan adalah suatu kecamatan yang
terletak di Kabupaten Mojokerto, kira-kira 1 jam perjalanan dari kota
tetangganya, Surabaya. Trowulan ini sebenarnya lebih dikenal dengan
beberapa peninggalan Majapahit-nya. Namun, seolah ingin mengembalikan
kejayaan masa silamnya, Trowulan kini membangun sebuah mahakarya
spektakuler, yaitu patung Buddha tidur atau Reclining Buddha/Sleeping Buddha
(dengan menulis artikel ini, gw baru tahu lho ternyata penulisan yang
benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Buddha” dengan huruf D
ganda, bukan “Budha” dengan satu huruf D). Patung dengan panjang 22
meter, lebar 6 meter, tinggi 4,5 meter, dan berwarna keemasan ini dibuat
oleh YM Viryanadi Maha Tera pada tahun 1993.
Patung Buddha tidur ini berada di
komplek Mahavihara Mojopahit di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, Jawa
Timur. Selain Mahavihara Mojopahit, di desa ini juga terdapat beberapa
peninggalan Majapahit seperti Candi Brahu dan Candi Gentong. Jadi kalo
jalan-jalan ke Trowulan bisa sekalian ke candi dan vihara ini.
Untuk menuju ke lokasi Mahavihara
Mojopahit ini sangatlah mudah. Di jalan utama Trowulan, yang notabene
jalan raya propinsi ke arah Jawa Tengah – Surabaya, terdapat plang besar
yang menunjukkan lokasi vihara ini. Dari jalan raya tersebut, tinggal
masuk ke jalan kecil kurang lebih 200-an meter ke Mahavihara Mojopahit
ini. Kalo masih bingung, nanya penduduk sekitar saja lah yaaaw kayak gw
kemarin yang nanya-nanya terus karena takut kebablasan hehehe…
Masuk ke dalam area Mahavihara Mojopahit
ini harus izin penjaga di sebelah gerbang terlebih dahulu. Tidak
ditarik bayaran memang, tapi kami dengan sukarela memberikan tanda
terima kasih Rp10.000. Kami juga mendapatkan souvenir berupa 3 buah
kartu pos dan CD (compact disc). Wow…
Hoahm… Abis nulis artikel ini gw jadi pengen tidur juga… Sampai jumpa lagi cinta… zzZZZzzz…
0 komentar:
Posting Komentar